Equityworld Futures Semarang - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral ( ESDM ) memastikan, defisit minyak dan gas ( migas ) akan membaik, setelah naik pada April 2019. Kenaikan seiring peningkatan pasokan untuk memenuhi kebutuhan saat Ramadan dan Lebaran Idul Fitri.
"Iya sudah itu saja untuk Lebaran kan meningkat, untuk puasa lebaran," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu ( 15/5/2019 ). kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Djoko memastikan pasca momen tersebut impor migas akan menurun, sebab Indonesia sudah mengurangi impor migas. Ini seiring terhentinya impor solar dan avtur. Serta mengurangi impor minyak mentah yang baru saja berlangsung. "Kita kan impornya juga turun. Solar dan Avtur turun, crude juga turun impornya," tutur dia. Djoko melanjutkan, selain mengurangi impor, Indonesia juga mengurangi ekspor gas dan meningkatkan penyerapan gas di dalam negeri. Ini membuat ketegantungan terhadap energi yang dipasokan dari luar negeri berkurang. "Ekspor kurang digunakan untuk dalam negeri. Gunakan gas lebih banyak tahun ke tahun gunakan dalam negeri tidak kita ekspor. Sudah dua itu saja. Impor menurun," tandasnya. news edited by Equityworld Futures Semarang
0 Comments
Equityworld Futures Semarang - Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada hari Selasa ( Rabu pagi WIB ) usai laporan serangan drone yang dilengkapi bom meledak di 2 stasiun pompa minyak di Arab Saudi. Drone bermuatan bahan peledak itu diluncurkan gerakan bersenjata Yaman yang didukung Iran.
Dilansir dari Reuters, Rabu ( 15/5/2019 ), harga minyak jenis Brent naik USD 1,01 atau 1,4 persen menjadi USD 71,24 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 74 sen, atau 1,2 persen, menjadi $ 61,78. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Itu adalah penutupan tertinggi untuk Brent sejak 6 Mei dan WTI sejak 8 Mei dan menyebabkan premi penutupan Brent atas WTI naik ke tertinggi sembilan minggu. Arab Saudi mengatakan pesawat tak berawak telah menabrak dua stasiun pompa minyak di kerajaan pada hari Selasa. Serangan yang disebut Saudi sebagai tindakan terorisme ini terjadi dua hari setelah kapal tanker minyak Saudi disabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab. Menteri Energi Arab Saudi mengatakan serangan terhadap dua stasiun pompa minyak tidak mengganggu produksi minyak atau ekspor produk minyak mentah dan minyak bumi. Iran menjadi tersangka utama dalam sabotase pada hari Minggu meskipun AS tidak memiliki bukti konklusif, ungkap seorang pejabat AS yang akrab dengan intelijen Amerika mengatakan pada hari Senin. Iran membantah tudingan tersebut dan telah meminta penyelidikan terhadap kasus itu. Iran telah terlibat dalam perang kata yang kian memanas dengan Amerika Serikat atas sanksi yang lebih ketat dari AS, yang telah memangkas ekspor minyak negara tersebut dan memperketat pasokan global. Seperlima dari konsumsi minyak global melewati Selat Hormuz dari produsen minyak mentah Timur Tengah ke pasar global. "Dengan meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS, dan dengan peningkatan angkatan laut yang signifikan di kawasan itu, pasar menjadi sensitif terhadap berita dan dapat dinodai oleh tanda-tanda konflik terkecil," kata Mihir Kapadia, Kepala Eksekutif Sun Global Investments. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang - Laju Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) belum mampu berbalik arah ke zona hijau. Kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat ( AS ) dan China serta nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat ( AS ) menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin, 13 Mei 2019, IHSG merosot 73,72 poin atau 1,19 persen ke posisi 6.135. Level IHSG ini terendah sepanjang 2019. Pada 2 Januari 2019, IHSG berada di posisi 6.181,17. Indeks saham LQ45 susut 1,25 persen ke posisi 960,86. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. Sebanyak 279 saham melemah sehingga menekan IHSG. 129 saham menguat dan 121 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.283,26 dan terendah 6.135,39. Total frekuensi perdagangan saham 381.444 kali dengan volume perdagangan 10,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 564,65 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat ( AS ) berada di kisaran Rp 14.415. 10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar merosot 2,69 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 2,67 persen dan sektor saham tambang turun 1,75 persen. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Saham-saham yang membukukan penguatan di tengah laju IHSG yang merosot antara lain saham SOTS naik 34,05 persen ke posisi Rp 248 per saham, saham SOSS mendaki 16,28 persen ke posisi Rp 500 per saham, dan saham BIKA menanjak 10,91 persen ke posisi Rp 244 per saham. Sementara itu, saham DUTI turun 19,93 persen ke posisi Rp 5.725 per saham, saham TKIM tergelincir 9,97 persen ke posisi Rp 7.000 per saham, dan saham FAST merosot 8,81 persen ke posisi Rp 2.070 per saham. Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,38 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,72 persen, indeks saham Thailand susut 0,69 persen. Selain itu, indeks saham Shanghai turun 1,21 persen, indeks saham Singapura terpangkas 1,1 persen dan indeks saham Taiwan melemah 1,44 persen. Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG melemah seiring minimnya sentimen domestik dari domestik serta meningkatnya sentimen negatif dari perang dagang antara Amerika Serikat ( AS ) dengan China. Katalis itu juga berdampak terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ( AS ). Nafan menuturkan, pelemahan sentimen eksternal lebih mendominasi laju IHSG. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang - Harga emas naik seiring langkah Pemerintah Amerika Serikat ( AS ) yang menaikkan tarif impor barang-barang China. Kenaikan tarif memicu kekhawatiran terjadinya perlambatan ekonomi global. Selain emas, harga paladium melonjak lebih dari 5 persen. Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.286,56 per ounce dan naik sekitar 0,6 persen pada minggu ini. Adapun emas berjangka AS ditutup naik 0,2 persen menjadi USD 1.287,40 per ounce. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka "Emas naik hari ini dan akan naik dalam jangka pendek sampai ada resolusi konkret untuk ketegangan perdagangan berkelanjutan antara Amerika Serikat dan Cina," kata Rob Lutts, Kepala Investasi di Cabot Wealth Management. Amerika Serikat mengintensifkan perang tarif dengan China, dengan menaikkan pajak barang-barang senilai USD 200 miliar. Presiden AS Donald Trump juga mengatakan tidak akan terburu-buru untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dengan China. Meningkatnya sengketa perdagangan AS-China telah membebani pasar saham di seluruh dunia dan mendorong permintaan untuk aset yang dipandang lebih aman. "Harga emas beringsut tinggi karena ketidakstabilan di pasar ekuitas," kata analis INTL FCStone Edward Meir. Konflik perdagangan AS-Tiongkok juga dapat memaksa Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga, yang selanjutnya dapat mendukung harga emas. Bullion juga didukung pelemahan Dolar AS, setelah data menunjukkan kenaikan yang lebih kecil dari perkiraan dalam indeks harga konsumen AS bulan lalu. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) menghijau pada perdagangan saham hari ini. Rupiah kini pada posisi 14.335 per Dolar Amerika Serikat ( AS ).
Pada pembukaan perdagangan saham, Jumat ( 10/5/2019 ), IHSG menguat 16,8 atau 0,27 persen ke posisi 6.215,6. Adapun indeks saham LQ45 naik 0,37 persen ke posisi 975,35. Sebanyak 112 saham menguat. Sementara 54 saham melemah dan 100 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.218,6 dan terendah 6.203,1. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Total frekuensi perdagangan saham 11.351 kali dengan volume perdagangan saham 1,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 287,2 miliar. Investor asing jual saham Rp 22,05 miliar di total pasar. Posisi rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat sebesar 14.335. Sebagian besar sektor saham menguat, kecuali perkebunan yang turun 0,02 persen. Adapun yang menguat antara lain, saham infrastruktur 0,89 persen, saham konsumsi sebesar 0,64 persen. Kemudian saham pertambangan 0,45 persen. Saham-saham yang menguat antara lain saham POSA naik 69,33 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham RMBA mendaki 13,59 persen ke posisi Rp 418 per saham, dan saham APEX menguat 24,18 persen ke posisi Rp 950 per saham. Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham MINA turun 4,21 persen ke posisi Rp 1.025 per saham, saham BJBR tergelincir 3,71 persen ke posisi Rp 1.815 per saham, dan saham TRIM susut 3,42 persen ke posisi Rp 141 per saham. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berada di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Aksi jual investor mempengaruhi laju IHSG.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis ( 9/5/2019 ), IHSG melemah 28,02 poin atau 0,45 persen ke posisi 6.242,18. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG merosot 29,34 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.240,85. Indeks saham LQ45 susut 0,85 persen ke posisi 980,12. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 89 saham melemah sehingga menekan IHSG. 91 saham menguat dan 102 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.254,72 dan terendah 6.237,71. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Total frekuensi perdagangan saham 17.409 kali dengan volume perdagangan saham 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 826,3 miliar. Investor asing jual saham Rp 105,13 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.315. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,49 persen. Sektor saham aneka industri tergelincir 1,29 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Sektor saham industri dasar merosot 1,14 persen sektor saham keuangan turun 0,92 persen. Saham-saham yang menguat antara lain saham YPAS naik 10 persen ke posisi Rp 550 per saham, saham RMBA mendaki 8,7 persen ke posisi Rp 400 per saham, dan saham MBTO menguat 7,81 persen ke posisi Rp 138 per saham. Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham KOIN turun 9,09 persen ke posisi Rp 200 per saham, saham TELE tergelincir 5,8 persen ke posisi Rp 650 per saham, dan saham INTP susut 3,97 persen ke posisi Rp 19.975 per saham. Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,01 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,89 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,18 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Kemudian indeks saham Shanghai meroost 0,76 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,53 persen dan indeks saham Taiwan turun 1,08 persen. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang - Kenaikan harga minyak juga disebabkan oleh peningkatan permintaan minyak mentah global terutama untuk sweet medium/heavy crude seiring sosialisasi pemberlakukan regulasi IMO ( International Maritime Organization ) pada 2020 mengenai batasan kandungan sulfur dalam marine fuel.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan, stok gasoline Amerika Serikat pada April 2019 turun sebesar 11,8 juta barel menjadi sebesar 225,8 juta barel dibandingkan stok pada Maret 2019. Stok distillate AS pada April 2019 turun sebesar 1,2 juta barel menjadi sebesar 127 juta barel dibandingkan stok pada Maret 2019. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas, juga dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi bahan bakar di Asia terutama di China karena ada stimulus ekonomi dari pemerintah China, kemudian di India akibat peningkatan permintaan minyak mentah di sektor petrokimia. Selain itu, produksi minyak mentah Kazakhstan yang turun sebesar 530.000 barel per hari di bawah produksi normal menjadi 1,45 juta barel per hari akibat periode maintenance di sejumlah lapangan minyak. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang : Perang Dagang Kembali Berkobar, Bagaimana Efeknya ke Indonesia?6/5/2019 Equityworld Futures Semarang - Laju Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berada di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham awal pekan ini.Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam menaikkan tarif impor barang China menjadi 25 persen dengan nilai USD 200 miliar direspons negatif pasar.
Berdasarkan data RTI, Senin ( 6/5/2019 ), IHSG melemah 72,48 poin atau 1,15 persen ke posisi 6.246,97. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,57 persen ke posisi 981,71. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 287 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 111 saham diam di tempat dan 86 saham menguat. Nilai transaksi harian saham Rp 4 triliun dengan aksi jual investor asing Rp 383,87 miliar di pasar regular. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka PT Ashmore Asset Management Indonesia menilai, pernyataan Presiden AS Donald Trump akan menaikkan tarif impor barang China senilai USD 200 miliar menjadi 25 persen dan menambah nilai barang USD 325 miliar akan terkena tarif merupakan hal mengejutkan dan jadi sentimen negatif buat pasar. Hal tersebut juga berdampak terhadap IHSG. Ini seiring sentimen perang dagang kembali berkobar yang sebelumnya mereda dan pasar menilai kalau negosiasi perdagangan AS-China capai kata sepakat. Akan tetapi, pernyataan Trump pada akun media sosial Twitternya memberikan sentimen negatif. Ashmore melihat dampak perang dagang akan mendorong aliran dana investor asing keluar dari pasar modal. "Akan tetapi kalau benar perang dagang berkelanjutan, ada kemungkinan dalam jangka waktu panjang akan ada perpindahan pusat manufaktur yang tadinya ke China ke negara lain dan mungkin kita ( Indonesia-red ) salah satunya," tulis Ashmore. Oleh karena itu, diharapkan ada pertumbuhan aliran dana investor masuk ke sektor riil di Indonesia sebagai dampak perang dagang. Ini berpotensi positif untuk Indonesia.”Walaupun jangka pendek harus suffer dulu karena portofolio outflow,” tulis Ashmore. Di tengah sentimen itu, Ashmore memang sudah menaikkan porsi pasar uang di kisaran 13-18 persen. Ini untuk mengantisipasi volatilitas yang terjadi. Saat ini, Ashmore juga masih fokus untuk sektor saham yang berkaitan dengan properti, infrastruktur dan kontraktor. "Akan tetapi dengan apa yang terjadi hari ini ada kemungkinan pindah ke sektor lebih defensif seperti consumer," tulis Ashmore. Namun, Ashmore mengingatkan kalau menunggu kejelasan dari langkah pemerintahan AS di bawah pimpinan Donald Trump mengenai tarif impor pada Jumat pekan ini. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang : Saham Indosat Merosot Usai Dirut Chris Kanter Mengundurkan Diri5/5/2019 Equityworld Futures Semarang - Saham PT Indosat Tbk ( ISAT ) lanjutkan koreksi pada perdagangan saham awal pekan ini. Penurunan harga saham Indosat terjadi usai direktur utama PT Indosat Tbk Chris Kanter yang tiba-tiba mengundurkan diri dan digantikan oleh Ahmad Abdulaziz Al Neama.
Berdasarkan data RTI, Senin ( 6/5/2019 ), pukuk 10.16 waktu JATS, saham PT Indosat Tbk merosot 3,27 persen atau Rp 80 ke posisi Rp 2.370 per saham. Saham PT Indosat Tbk dibuka stagnan di posisi Rp 2.450 per saham pada awal perdagangan. Saham PT Indosat Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 2.450 per saham dan terendah Rp 2.320 per saham. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Total frekuensi perdagangan saham 362 kali dengan volume perdagangan 12.370 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3 miliar. Penurunan saham PT Indosat Tbk ini juga terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) yang tertekan. IHSG melemah 68,86 poin atau 1,09 persen ke posisi 6.250,59. Pada Jumat pekan lalu saham PT Indosat Tbk merosot 2,39 persen ke posisi Rp 2.450 per saham. Saham Indosat sempat berada di level tertinggi Rp 2.520 per saham dan terendah Rp 2.400 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 925 kali dengan nilai transaksi Rp 6,5 miliar. Analis PT OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, penurunan saham PT Indosat Tbk wajar. Ini mengingat tren sekarang dalam tren penuruunan ditambah IHSG yang juga tertekan. Saat ditanya mengenai ada dampak dari direktur utama PT Indosat Tbk Chris Kanter yang mengundurkan diri tiba-tiba, Sukarno menilai, kemungkinan ada sentimen itu juga berdampak terhadap harga saham Indosat. "Yah bisa jadi salah satu alasan juga," ujar Sukarno. Ia pun merekomendasikan sell untuk saham PT Indosat Tbk. Selain itu, pelaku pasar dapat menunggu momentuk teknikal atau sinyal beli kalau mau masuk ke saham PT Indosat Tbk. "Kalau sekarang tren turun bahaya, sebelum ada sinyal transisi kembali bullish," ujar dia. news edited by Equityworld Futures Semarang Equityworld Futures Semarang - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) diprediksi akan cenderung stagnan di Mei 2019 atau bulan Ramadan. Hal ini disampaikan Chief Economist & Investment Strategist Manulife Asset Management Indonesia, Katarina Setiawan.
Menurut dia, jika menilik kondisi ekonomi makro, maka saat ini fundamental ekonomi Indonesia dalam posisi positif. Meskipun demikian terdapat sejumlah faktor lain yang menahan laju IHSG di bulan ini. "Kalau faktor ketidakpastian Pemilu itu sudah berakhir. Tapi di sisi lain ada rebalancing MSCI. Lalu sudah masuk bulan Ramadan biasanya volume perdagangan turun. Kalau volume turun enggak akan kuat menaikkan IHSG. Kelihatannya saham akan flat-flat aja,” kata dia, di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta. kunjungi PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka Selain itu, investor juga masih cenderung wait and see karena menunggu hasil resmi dari Pilpres yang diselenggarakan April lalu. Seperti diketahui, KPU akan mengumumkan hasil perhitungan suara pada tanggal 22 Mei. Terkait hal laju IHSG yang tertahan, Katarina menegaskan, investor tidak perlu khawatir. Sebab pergerakan yang diprediksi stagnan ini berarti IHSG tidak akan turun tajam atau pun naik tajam. Untuk itu, Katarina menyarankan agar pada momentum ini, investor bisa melakukan pembelian. "Kalau nanti-nanti udah telat. Jadi ini flat aja. Di angka 6.400-an ( IHSG ),” ujarnya. Sepanjang 2019 ini, lanjut dia, iklim investasi di pasar saham cenderung lebih kondusif. Pertama, valuasi dinilai lebih menarik setelah adanya penyesuaian ekspektasi di 2018 lalu. Selain itu, adanya momentum pertumbuhan laba korporasi yang terus berlanjut. "Terakhir, berakhirnya ketidakpastian politik, sentimen dan ekspektasi ekonomi setelah pemilu," tandasnya. news edited by Equityworld Futures Semarang |
OFFICIAL WEBSITEPT Equityworld FuturesProfil Perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawasan Perdagangan Contact Us AuthorSemangat manggapai sukses. Archives
April 2022
Categories
All
|