Equityworld Futures Semarang - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Jumat (8/4/2022), menyusul berbalik arahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) karena investor terus mencerna rencana bank sentral AS untuk melawan inflasi. Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,83%, Shanghai Composite China menguat 0,29%, KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,38%, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,39%. Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,53% dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,35%. Bursa saham Asia-Pasifik yang secara mayoritas cenderung menguat pada hari ini terjadi di tengah cerahnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin setelah investor mengkaji lebih jauh dampak pengetatan moneter oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terhadap perekonomian global. Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,25% ke level 34.583,57, S&P 500 bertambah 0,43% ke posisi 4.500,21, dan Nasdaq Composite naik tipis 0,06% menjadi 13.897,3. Saham defensif seperti kebutuhan pokok konsumen dan perawatan kesehatan menjadi tulang punggung penguatan, karena investor mulai meminati kembali saham dengan margin laba yang kuat untuk membentengi risiko perekonomian. "Pasar saat ini mencoba mencari-cari valuasi saham apa yang masih menguntungkan di kala suku bunga meninggi. Tiap berita ekonomi yang keluar mengubah ekspektasi ke depan soal margin dan pasar perlu mengetahui itu," tutur Timothy Lesko, penasihat keuangan senior Mariner Wealth Advisors, kepada CNBC International. Pergerakan pasar yang volatil beberapa hari terakhir terjadi mengiringi munculnya sinyal bahwa para pejabat The Fed berencana mengurangi triliunan kepemilikan obligasi mereka dengan jumlah konsensus sekitar US$ 95 miliar. Pejabat The Fed secara umum setuju bahwa akan melepas obligasi senilai US$ 60 miliar dan efek beragun aset (EBA) senilai US$ 35 miliar secara bertahap dan kemungkinan akan dimulai pada Mei. Sementara itu, kenaikan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin dapat dipastikan akan terjadi untuk memerangi lonjakan inflasi. Sentimen positif muncul setelah data pengangguran mingguan AS menunjukkan ada 166.000 pengajuan klaim baru tunjangan pengangguran, atau lebih mendingan dari prediksi pasar sebanyak 200.000 klaim. Investor juga masih mengawasi perkembangan perang Rusia-Ukraina, di mana Senat AS merilis larangan impor minyak dan gas dari Rusia. Harga minyak pun sempat melemah, di mana harga minyak acuan AS (West Texas Intermediate/WTI) turun 0,6% ke US$ 96,03/barel dan jenis Brent tergelincir 0,5% ke US$ 100,58/barel. Namun pada pagi hari ini waktu Indonesia, harga minyak dunia mulai berbalik arah ke zona hijau. Pada hari ini pukul 07:22 WIB, harga minyak jenis Brent menguat 0,49% ke level US$ 101,07/barel. Sedangkan minyak mentah jenis light sweet (WTI) harganya US$ 96,63/barel atau bertambah 0,62%. Read More EWF PRO - Portal News
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITEPT Equityworld FuturesProfil Perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawasan Perdagangan Contact Us AuthorSemangat manggapai sukses. Archives
April 2022
Categories
All
|