Equityworld Futures Semarang - Harga emas belum juga merangkak naik setelah melemah sejak pagi hari. Pada Senin (11/4/2022) pukul 14:48 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.943,27/troy ons. Emas melemah 0,13% dari hari sebelumnya.Harga emas sempat menguat pada Rabu hingga Jumat (6-8/4/2022) dan ditutup di level US$ 1.945,85 per troy ons pada Jumat (8/4). Namun, pergerakan emas mulai merosot pada Senin pagi dan terus melemah hingga siang hari ini. Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,01% secara point to point tetapi dalam sebulan sudah merosot 2,12%. Dalam setahun, sang logam mulia masih melesat 12,16%. Michael McCarthy, dari Tiger Brokers, Australia, mengatakan penguatan dollar Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi kenaikan suku bunga di tingkat global membuat antusiasme berinvestasi emas menurun. "Namun, fakta bahwa emas masih dicari saat kondisi pasar datar dan penuh keraguan mencerminkan apa yang terjadi saat ini yakni bahwa masih ada kekhawatiran konflik Rusia-Ukraina," tutur McCarthy, seperti dikutip Reuters. Sepanjang pekan ini, Dollar Index (yang mengukur posisigreenbackdi hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 1,22%. Pada Senin (11/4) pukul 11:00 WIB, dolar AS berhasil menguat 0,13% ke level 99,924 terhadap 6 mata uang dunia. Penguatan dollar AS berdampak negatif ke emas karena bisa membuat ongkos membeli logam mulia makin mahal. Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas tengah menguji titik resistensinya di US$ 1.952 per troy ons. Jika emas mampu bergerak di atas level tersebut maka harganya bisa terus merangkak ke kisaran US$ 1.961 - 1.975 per troy ons. Kenaikan emas pada Jumat (8/4) menunjukkan adanya kelanjutan dari tren penguatan yang bermula dari titik US$ 1.889,45 pada 29 Maret lalu. Titik support emas ada di US$ 1.938. Jika emas bergerak di bawah level tersebut maka harganya bisa merosot ke kisaran US$ 1.924-1.929 per troy ons. Pergerakan netral emas ada di kisaran US$ 1.890-1.959. Jim Wycoff, analis senior Kitco Metals, mengatakan faktor geopolitik masih bisa menjadi pendorong harga emas. Namun, di sisi lain, penguatan dollar AS dan kenaikan yield surat utang pemerintah AS merongrong harga emas. Yield surat utang pemerintah AS tetap tinggi di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 bps. Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun menembus level ke 2,70% pada Senin (11/4) pagi yang merupakan rekor tertinggi sejak Februari 2019. "Dengan keterkaitan antara emas, yield surat utang pemerintah AS, perang, dan tingginya inflasi maka harga emas relatif bertahan cukup bagus tetapi tidak kuat menanjak juga karena adanya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan," tutur Brian, seperti dikutip dari Reuters. Read More EWF PRO - Portal News
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITEPT Equityworld FuturesProfil Perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawasan Perdagangan Contact Us AuthorSemangat manggapai sukses. Archives
April 2022
Categories
All
|